Global warming sedang marak saat ini. Ingin ikut berpartisipasi mengantisipasi global warming? Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari rumah (he he, bukan mentang2 saya arsitek lo ya ) Menurut data dari Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi, Dept. Energi dan Sumber Daya Mineral, penggunaan energy listrik yang dipakai untuk penerangan di sector rumah tangga adalah 44,5%. Nilai ini merupakan prosentase tertinggi dibanding sector lain, seperti entertainment sebesar 37%. Dan sadar atau tidak, ternyata banyak sekali hal remeh yang bisa kita lakukan di rumah untuk mengantisipasi krisis energy ini. Salah satunya adalah dengan berhemat lampu. Kebutuhan akan lampu merupakan rutinitas setiap hari, sehingga bila ditotal, kuantitas pemakaiannya akan sangat tinggi, yang bisa menjadikan kita sangat boros energy jika tidak bijak menggunakannya.
Nah, ingin tahu cara bijak menggunakan lampu untuk ikut mengantisipasi global warming? Dengan senang hati saya akan membagikan tipsnya :
- Ketahui hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya energy listrik yang kita konsumsi
Ingat pelajaran fisika SMP? ingat rumus untuk menghitung besar energy listrik yang kita konsumsi? Lupa? Ijinkan saya mengingatkan kembali
Dari rumus, terlihat bahwa peluang penghematan energy dapat dilakukan dengan cara mengurangi daya terpasang (gunakan lampu hemat energy) dan pengendalian jam operasi.
- Ketahui tingkat kebutuhan cahaya kita
Tingkat kebutuhan cahaya? Yupz, kebutuhan cahaya setiap orang berbeda-beda. Depend on usia(makin tua, makin butuh banyak cahaya), ukuran objek yang dilihat, dan jenis pekerjaan yang dilakukan(makin butuh ketelitian(ie.mengukur, pemotongan batu mulia, menjahit, gambar,pembuatan instrument dll), makin tinggi tingkat kebutuhan akan cahaya). Cahaya yang digunakan dari sumber cahaya digunakan untuk 3 hal yaitu kerja, membaca, dan estettika. Jadi, jangan asal pasang lampu. Kalau memang ruangan tidak difungsikan untuk kegiatan yang memerlukan pencahayaan yang tinggi, pasang lampu dengan watt kecil saja. - Optimalisasi daya listrik
Perhitungan daya dipengaruhi beberapa factor, seperti fungsi ruang(untuk menentukan terang lampu), jenis lampu(mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan, dan jumlah armature/titik lampu. Daya listrik terpasang tidak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang. Menurut SNI, daya maksimum di rumah adalah 10 watt/m2 dan kantor 15watt/m2. Contoh penghitungan daya pencahayaan pada ruangan :
Luas ruang makan : 5m x 4m = 20 m2
Daya lampu : 3 buah titik lampu x 15watt = 45 watt - Kendalikan jam pengoperasian
Nah ini cara yang paling berpengaruh. Pengendalian penggunaan lampu ini bisa dilakukan dengan :- Penggunaan lampu hemat energy (baca postingan mengenai lampu hemat energy ini)
- Mengaktifkan timer bila memungkinkan(mengatur jadwal penggunaan lampu)
- Tidak menyalakan lampu di siang hari (optimalkan pencahayaan alami di siang hari)
- Matikan lampu saat ruang tidak digunakan
- Nyalakan hanya lampu yang digunakan
- Hindarkan penggunaan saklar seri(satu saklar untuk beberapa lampu)
- Pilih sumber cahaya yang paling efisien
Pilih sumber cahaya yang paling efisien maksudnya, pilih jenis lampu yang sesuai dengan kebutuhan. Lampu ternyata terdiri dari bermacam jenis. Lampu baca, lampu tidur, lampu eksterior, lampu taman, lampu jalan, dll. Dan pilih lampu yang hemat energy. - Tempatkan titik lampu sesuai kebutuhan
Dalam menentukan penempatan titik lampu,perhatikan distribusi dan pantulan cahaya terhadap bahan dan warna dari permukaan interior. Untuk peletakan yang lebih efisien, sebaiknya pada saat penggembaran denah, arsitek (bisa juga dibantu desainer interior) juga menggambarkan detail furniture. Dimana letak furniture, bahan dari furniture, dan warna ruangan. Agar titik lampu dapat diletakkan dengan tepat. ie.di ruang kerja, selain di tengah ruang, titik lampu juga diletakkan tepat di atas meja. Sehingga saat malam, hanya lampu di atas meja yang dinyalakan untuk bekerja. - Pilih dan letakkan armature (rumah lampu) dengan tepat
Armature digunakan untuk mendistribusikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu yang dipasang di dalamnya dan dilengkapi dengan peralatan untuk mengendalikan lampu dan peralatan pengendalian listrik. Pertimbangan pemilihan armature adalah sebagai berikut :- Distribusi intensitas cahaya
- Efisiensi pencahayaan
- Penggunaan
- Perlindungan terhadap kejut listrik
- Ketahanan terhadap air dan debu
- Ketahanan terhadap timbulnya ledakan dan kebakaran
- Kebisingan yang ditimbulkan
- Pilih warna dan tekstur furniture dan dinding yang tepat
Sedikit informasi untuk yang belum tahu, warna terang memantulakan cahaya lebih banyak, sehingga membuat ruangan menjadi lebih terang. Untuk itu, pergunakan warna terang (putih, kuning soft, dll) untuk ruangan yang membutuhkan tingkat pencahayaan lebih tinggi. Tekstur furniture atau dinding yang kasar membuat cahaya tidak dipantulkan dengan baik. Pemukaan tekstur ini juga mempengaruhi efek cahaya yang dihasilkan. Dan tiap tekstur memiliki daya pantul cahaya yang berbeda. - Optimalkan penggunaan day light (cahaya alami)
Maksudnya, sebisa mungkin tidak menyalakan lampu di siang hari. Bagaimana caranya? Perbanyak bukaan untuk memasukkan cahaya ke dalam rumah. Tidak hanya lewat jendela(bila dinding kiri kanan dan belakang rumah juga merupakan dinding tetangga), bisa juga dengan menggunakan atap yang transparan (bahasa kerennya, skylight, pencahayaan dari atas). Bila tidak memungkinkan jendela di setiap sisi rumah, maka dianjurkan untuk membuat taman di dalam rumah untuk memasukkan cahaya dan udara alami
Well, that’s all. Jadi, tidak sulit kan untuk ikut mengantisipasi global warming yang sedang marak? Mulai sekarang, jangan bisa memaki orang lain yang menyebabkan global warming kalau kita sendiri belum bisa melakukan hal2 kecil di atas
Like I always say… at the first U make habbits, at the last habbits make U.